Keterampilan Proses Sains vs Keterampilan Generik Sains
Kegiatan
pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya
belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan
terjadinya belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku pada diri siswa
sebagai suatu hasil dari suatu pengalaman.
Tujuan
pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah haruslah “membelajarkakn
siswa bagaimana belajar”. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
ini mengandung makana untuk meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup.
Tujuan ini harus tercapai, kalau kita ingin memenuhi tuntutan percepatan
perubahan yang belangsung terus menerus. Pada masa sekarang ini, bukanlah
waktunya lagi bagi guru untuk menjadi orang pertama-tama yang bertindak sebagai
komunikator “fakta-fakta, konsep, dan prinsip-prinsip yang mantap”. Adanya
berbagai penemuan penelitian, menyebutkan “fakta, konsep, prinsip” seringkali
beerumur “pendek”. Oleh karena itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar
mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi
dirinya sendiri. Bertolak dari hal ini, hal-hal pokok yang hendaknya menjadi
pengalaman siswa adalah berupa cara-cara penting untuk memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi kebutuhannya.
Berdasarkan
uraian tentang kegiatan pembelajaran yang ideal dan realitas penyelenggaraan
kegiatan di sekolah, timbul pertanyaan “ apakah yang bisa dilakukan untuk
mengidealkan kegiatan pembelajaran di sekolah?” salah satu jawaban atas
pertanyaan tersebut adalah penerapan model pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses.
A.
Pengertian
Pendekatan
keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari
kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa
(DEPDIKBUD, dalam Dimyati dkk, 2002:138)
Menurut
Semiawan, dkk (http://makalahkumakalahmu.wordpress.com) menyatakan bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan
dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru.
Dimyati
dan Mudjiono (Dimyati, 2002:138) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan
proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan
peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan-
kamampuan yang dimiliki peserta didik.
Pendekatan
keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan
keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikaskan hasilnya.
Mukminan (dalam http://umifatmawati.blog.uns.ac.id/2009/07/17/8) menyatakan bahwa
pendekatan yang sekarang dikenal dengan keterampilan proses dan cara belajar
siswa aktif (CBSA) masih belum banyak terwujud, serta pembelajaran kurang
memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Dimyati
dan Mudjiono (2002:138) memuat ulasan pendekatan keterampilan proses yang
diambil dari pendapat Funk (1985) sebagai berikut:
Ø
Pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan
siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena
lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan;
Ø
Pembelajaran melalui keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau
mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan;
Ø Keterampilan proses dapat digunakan oleh
siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan
Keterampilan Proses sains memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara nyata
bertindak sebagai seorang ilmuwan (Dimyati dan Mudjino, 2002:139).
Dari uraian di atas
dapat diutarakan bahwa dengan penerapan pendekatan keterampilan proses menuntut
adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan
untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan
berfikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan
siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau
pengetahuan.
Selanjutnya dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari secara obyektif
dan rasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
sains merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan
dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk sains. Keterampilan
proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif
pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses
mental, seperti ilmuwan.
B. Jenis-jenis Keterampilan Dalam Keterampilan Proses
Funk (1985) dalam(Dimyati dkk,
2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai keterampilan proses dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu: keterampilan proses dasar (basic skill) dan
keterampilan terintegrasi (integarted skill).
Ø Keterampilan Proses Dasar
Keterampilan proses dasar terdiri atas enam
keterampilan yakni mengamati (observasi), mengklasifikasikan,
mengkomunikasikan, memprediksi, mengukur dan menyimpulkan. Berikut ini
penjelasan lebih lanjut mengenai keterampilan dasar dalam keteramilan proses.
1.
Observasi ( Mengamati )
Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang
dunia sekitar yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam
dengan melibatkan indera penglihat, pembau, pengecap, peraba, pendengar.
Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa tentang
lingkungan dan menelitinya lebih lanjut. Kemampuan mengamati merupakan
keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting
untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan
tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan
obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek
yang diamati. Dengan kata lain, melalui observasi kita mengumpulkan data
tentang tanggapa-tanggapan kita. Mengamati memiliki dua sifat utama yakni:
a.
sifat kualitatif
Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
Contohnya kegiatan menentukan warna (penglihatan).
b.
sifat kuantitif
Mengamati bersifatb kuantatif apabila dalam
pelaksanaannya sealin mengguankan pancaindera juga menggunakan peralatan lain
yang memberikan informasi khusus dan tepat. Contohnya menghitung panjang ruang
kelas dengan satuan tegel.
2. Mengklasifikasikan
Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada
dalam kehidupan di sekitar, lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan
cara menentukan berbagai jenis golongan. Menggolongkan dan mengamati persamaan,
perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan
berbagai tujuan. Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah
berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan
golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
3. Mengkomunikasikan
Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa
komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyapaikan
sesuatu secara lisan maupun tulisan termasuk komunikasi. Mengkomunikasikan
dapat diartikan sebagai penyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual (Dimyati dan
Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta, tabel, garfik, bagan,
lambang-lambang, diagaram, demontrasi visual.
4. Mengukur
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang
diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keterampilan dalam menggunakan alat dalam memperoleh data dapat disebut
pengukuran. Contohnya mengukur panjang garis, mengukur berat badan dan lain
sebagainya.
5. Memprediksi
Dimyati dan Mudjiono (2002: 144) menyatakan bahwa
memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang
segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada
pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan
prinsip dalam pengetahuan.
6. Menyimpulkan ( Inferensi)
Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat
diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau
peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
Ø
Keterampilan Proses
Terintegrasi
Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua
kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi
terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan
variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, menyusun hipotesis,
mendefenisikan variabel, merancang penelitian dan berekperimen. Berikut
penjelasan mengenai keterampilan proses terintegrasi.
1. Identifikasi Variabel (Mengenali Varibel)
Menurut Sangarimbun ( dalam Dimyati, 2002:145) varabel
dapat diartikan sebagai nilai atau konsep yang diberi nilai lebih dari satu
nilai. Menurut Funk (dalam Dimyati, 2002:145) variabel juga merupakan
”...something that can be vary or change in a situation ”. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa varibel merupakan konsep yang mempunyai nilai atau
segala sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam satu situasi. eterampilan
mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan. Kegiatan yang
dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mengenali variabel
diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan,
membedakan suatu pernyataan sebai vaiabel bebas atau terikat dan memberikan
contoh variabel.
2. Tabulasi ( Membuat Tabel Data)
Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk
mempermudah pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut
lajur-lajur yang tersedia). Keterampilan membuat tabel data perlu dibelajarkan
kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data yang
diperlukan penelitian.
3. Membuat Grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah
data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan
variabel bebas pada sumbu datar dan variabel terikat selalu ditulis pada
sepanjang sumbu vertikal (Dimyati dkk, 2002:147). Keterampilan penyajian dengan
garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan
4. Menggambarkan (Deskripsi) hubungan variabel
Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan
faktor-faktor yang menentukan perubahan. Keterapilan menggambarkan hubungan
antar variabel bebas dengan variabel terikat/hubungan antara variabel-variabel
yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti
penelitian ilmiah ( singarimbun, dalam Dimyati 2002:147).
5. Mengumpulkan Dan Mengolah Data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah
kemapuan memperoleh informasi/ data dari orang atau sumber informasi lain
dengan cara lisan, tertulis atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara
kualitatif dan kuantatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
6. Analisis Penelitian
Merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang
lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian. Keterampilan
menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya
permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian
tentang prinsip -prinsip dasar.
7. Menyusun Hipotesis
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk menyatakan”dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya
suatu faktor yang terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu
yang dianggap akan timbul. Keterampilan ini akan menghasilkan rumusan dalam
bentuk kalimat pernyataan.
8. Mendefenisikan Variabel
Keterampilan mendefenisikan variabel secara
operasional dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta
atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda.
9. Merancang Penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan
direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya
variabel hipotesis yang diuji dan cara mengujinya , serta
hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
10. Ekperimen
Merupakan keterampilan melakukan percobaan untuk
membuktikan suatu teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran.
Bereksperimen dapat diartikan sebagi keterampila unmtuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dar fakta, konsep dan prinsip ilmu
pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak
ide-ide itu.
C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses
1. Pemanasan
Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar siswa
siap. Baik secara mental, emosional maupun fisik.
Kegiatan ini antara lain dapat berupa :
- pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru
- pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu
sebelumnya
- kegiatan-kegiatan yang mengugah dan mengarahkan perhatian siswa antara
lain meminta pendapat/saran siswa, menunjukkan gambar, slide, film, atau
benda lain.
2. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna
mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa, antara lain kemempuan siswa.
- Pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang
terarah entang gejala/fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang
tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Yang dimaksud pengamatan disini adalah
penggunaan indra secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang memadai.
- interpretasi hasil pengamatan
tujuan kegiatan ini adalah untuk menyimpulkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil
pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
- Peramalan
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan kemudian
digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati/akan
datang.
- aplikasi konsep
yang dimaskud dalam hal ini adalah menggunakan konsep
yang telah diketahui/dipelajari dalam situasi baru atau dalam
menyelesaika masalah.
- perencanaan penelitian
penelitian bertitik tolak dari seperangkat pertanyaan
antara lain untuk menguji kebenaran hipotesis tertentu perlu perencanaan
penelitian lanjutan dalm bentuk percobaan selanjutnya.
- pelaksanaan penelitian
tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa lebih
memahami pengauh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara belajar yang
mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas akan terlatihkan.
- Komunikasi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengomunikasikan proses
dan hasil penelitian kepada pihak yang berkaitan baik dalam kata-kata maupun
bagan, grafik ataupun tertulis.
C. Penerapan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran
Penerapan keterampilan proses
dalam pembelajaran bukanlah merupakan hal yang mengada-ada, akan tetapi yang
wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajarannya. Untuk
dapat menerapkan keterampilan proses ini perlu mempertimbangkan dan
memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang
studi. Penerapan keterampilan dasar pada keterampilan proses pada semua jenjang
pendidikan diperlukan untuk mendukung penerapan keterampilan terintegrasi
keterampilan proses Dalam penerapan keterampilan dasar keterampilan
proses tidak diperlukan lagi teorinya bagi siswa SLTP dan sekolah menengah,
yang dianggap telah mampu melakukannya.
Mengingat keterampilan
terintegrasi dalam keterampilan proses ini merupakan keterampilan melaksanakan
suatu kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya
dilakukan dengan urutan yang hierarkis. Dengan kata lain, sebelum satu
keterampilan dikuasai siswa jangan berpindah kepada keterampilan lainnya.
Keterampilan proses seperti yang
diutarakan oleh Funk merupakan keterampilan proses yang harus diaplikasikan
pada pendidikan di sekolah oleh guru. Pembelajaran sains menekankan pada
pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah.
Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses
terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas.
Pendekatan
keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari
kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa
(DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14). Pendekatan keterampilan proses
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu
siswa.
Keterampilan proses dasar terdiri
atas enam keterampilan yakni mengamati (observasi), mengklasifikasikan,
mengkomunikasikan, memprediksi, mengukur dan menyimpulkan.
Keterampilan terintegrasi
merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih.
Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi,
grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis
penyelidikan, menyusun hipotesis, mendefenisikan variabel, merancang penelitian
dan berekperimen.
Pembelajaran sains menekankan
pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap
ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses
terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas.
Keterampilan memperoleh
pengetahuan yang ingin dibentuk adalah daya pikir dan kreasi. Daya pikir dan
daya kreasi merupakan indikator perkembangan kognitif. Para ahli psikologi
pendidikan menemukan bahwa pekembangan kognitif bukan merupakan akumulasi
kepingan informasi atau kepingan perubahan informasi yang terpisah, tetapi merupakan
pembentukan oleh anak suatu kerangka atau jaringan mental untuk memahami
lingkungan.